PEREMPUAN BERMATA REMBULAN (Bagian 1)
6:08:00 PM
10 tahun silam…
Sutra hitam itu
tergerai indah dibahu gadis yang duduk tertunduk didepan teras rumahku. Matanya
melelehkan kristal cair yang sarat akan kepedihan. Bibirnya bergetar menahan
luka yang hampir menggerogoti hati dan tubuhnya. Beban yang harus ditanggung
seorang gadis berumur empat belas tahun yang baru sekuning muda bakal kunyit
dalam tanah..
Berat..
Perih..
Goyah..
illustration from here |
Kupeluk Ia dan
berkata lewat usapan lembut tanganku yang tak pernah merasakan apa yang tengah
dirasakannya bahwa Ia aman bersamaku disini. Dirumahku, dirumah sahabatnya yang
akan selalu ada kapanpun waktu dan kebahagiaan pergi sejenak meninggalkannya.
Kusentuh sutra hitam itu, kuhapus kristal cair itu dan mengajaknya tersenyum.
Tersenyum pada dunia, tersenyum pada kepedihan..
“Ada apa Nit?”. Aku berusaha mengurangi bebannya dengan
senyumku. Senyum seorang gadis tiga belas tahun.
Bahunya berguncang hebat. Ia makin erat memelukku. Hatiku
pun semakin sakit dipeluk oleh tangis penderitaannya. Pilu aku mendengar
seguknya. Tak pernah kulihat Ia semenderita ini walau aku tahu bahwa sampai
hidupnya ini Ia masih dan memang menderita.
“nyokap gue ta..kakak gue…”. Tak sanggup Ia teruskan
kata-katanya. Bahunya kembali berguncang.
Kubelai dan kupeluk
Ia dengan erat. Dalam pelukku padanya aku berdoa pada Tuhan, “Ya Tuhan, berikanlah Ia kebahagiaan seperti
aku merasakan kebahagiaan. Buat aku selalu ada untuknya” .
“Kenapa Nit? Coba cerita sama gue ya..”. kuberikan air putih
untuk minumnya, berharap air pemberian Tuhan yang dapat memadamkan api dapat
pula memadamkan penderitaan yang ditanggungnya.
“gue…gue
dipukulin sama nyokap dan kakak gue…”
Langit malam
berbintang dan berbulan. Namun mengapa aku merasa kalau aku mendengar lecutan
petir didalam kepalaku ?.
”Astaghfirullah...kenapa
Nit ? gara-gara apa ? ”. aku yang tak pernah merasakan memiliki
ibu dan kakak tiri seperti sahabatku Anit berusaha mempelajari apa yang
dialaminya.
Mengalirlah semua
kisah hari itu. Kisah terpedih yang pernah kudengar saat umurku tiga
belas tahun.
“bokap gue ngga
pulang Ta..udah beberapa hari. Ngga kirim uang juga buat nyokap tiri
gue. Kata nyokap tiri gue, bokap gue punya istri muda lagi. Rambut gue dijambak
nyokap gue, gue ditampar sama kakak tiri gue, ditendang. Nyokap gue bilang kalo
gue anak bawa sial, anak haram...gue ngga tahan Ta, gue selalu jadi pelampiasan
marah nyokap dan kakak tiri gue...gue mau mati aja ”. bibirnya semakin
bergetar...tangisnya pecah.
Dalam pejam mataku aku kembali bertanya pada Tuhan, ‘Ya Tuhan, cobaan macam apa yang tengah kau
berikan pada gadis empat belas tahun ini. Aku sebagai gadis tiga belas tahun
pun tak mengerti apa yang harus kukatakan padanya. Pada sahabat tersayangku
yang menanggung beban yang entah patutkah disandang gadis hitam manis dan penuh
tawa ini’.
2 comments
Astaghfirullah.. sedihnya :( apa kbr anit skrg ?
ReplyDeleteiya mbak.. this is my true story :').. ikutin terus yaahh mbakk :)
DeleteReally love to hear what you think! ;)